News  

ADB Setujui Pinjaman $500 Juta Bagi Indonesia untuk Reformasi BUMN

Bank Pembangunan Asia (ADB) telah menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai $500 juta guna mendukung reformasi badan usaha milik negara BUMN di Indonesia. Pinjaman itu mencakup sub-program pertama di bawah Program Reformasi BUMN, yang akan membantu meningkatkan efesiensi dan resiliensi BUMN, serta memperkuat kerangka tata kelola perusahaannya.

Dalam keterangan pers tertulis yang diterima VOA pada Kamis (17/11) malam, Spesialis Manajemen Publik Senior ADB untuk Asia Tenggara, Yurendra Basnett, mengatakan “BUMN dapat berperan penting dalam mendorong pemulihan dari pandemi COVID-19 yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.” Namun untuk memberi nilai tambah bagi masyarakat, “kelemahan struktural BUMN harus diatasi,” tambahnya.

Program Reformasi BUMN ini selaras dengan Peta Jalan BUMN 2020-2024 yang menyeluruh dan ambisius, serta memperkenalkan serangkaian reformasi untuk mentransformasi BUMN.

Program tersebut, tambah pernyataan ADB, akan mendukung pengurangan jumlah BUMN, sekaligus mensyaratkan BUMN agar fokus pada operasi intinya sehingga layak secara keuangan dan dapat menyediakan layanan publik esensial secara efisien.

Selain bantuan pinjaman dari ADB, bank pembangunan Jerman, KfW, akan memberi pembiayaan bersama (cofinancing) dengan pinjaman senilai $295,8 juta.

Hingga akhir 2021, diketahui terdapat lebih dari 100 BUMN dengan aset keseluruhan senilai $610 miliar atau setara dengan sekitar 53 persen dari produk domestik bruto Indonesia. BUMN menyediakan beragam layanan publik, termasuk listrik, obat-obatan, layanan navigasi udara, distribusi pangan dan logistik.

Meskipun ikut terkena dampak perebakan virus corona, BUMN tetap menjadi garda depan menanggapi virus mematikan itu dan sekaligus menjadi pilar utama implementasi rencana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Pernyataan ADB itu menyatakan dari tahun 2020-2021, laba bersih BUMN secara konsolidasi meningkat dari Rp13,3 triliun menjadi Rp124 triliun. Pengembalian aset naik dari 0,2 persen menjadi 1,4 persen; sementara pengembalian atas ekuiti meningkat dari 0,5 persen menjadi 4,5 persen.

ADB, yang beranggotakan 68 anggota – 49 diantara berada di wilayah Asia Pasifik – mengatakan reformasi BUMN secara berkelanjutan dinilai sangat penting untuk memastikan agar BUMN terus mendukung sasaran pembangunan jangka menengah hingga jangka panjang di Indonesia. [em/rs]

Sumber: www.voaindonesia.com