News  

Bank Dunia Perkirakan Kerugian Banjir Pakistan Capai $40 Miliar

Pakistan mengatakan, Rabu (19/10), Bank Dunia memperkirakan banjir yang memecahkan rekor musim panas ini telah menyebabkan kerugian $40 miliar di negara Asia Selatan yang miskin tersebut. Angka tersebut 10 miliar dolar lebih banyak daripada perkiraan sebelumnya oleh pemerintah Pakistan.

Pakistan yang kekurangan dana sudah menghadapi krisis keuangan yang serius sebelum hujan lebat melanda pada pertengahan Juni. Hujan itu memicu banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sepertiga wilayah negara itu terendam banjir sehingga memaksa ratusan ribu orang mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman.

Penilaian baru itu diumumkan pada sebuah pertemuan di ibu kota, Islamabad, antara Perdana Menteri Shahbaz Sharif dan para ahli perubahan iklim. Tidak ada pernyataan langsung dari Bank Dunia tentang perkiraan baru tersebut.

Banjir, yang menurut para ahli diperparah oleh perubahan iklim, telah menewaskan 1.719 orang dan mempengaruhi kehidupan 33 juta orang sejak pertengahan Juni. Banjir itu diperkirakan telah merusak atau menghanyutkan 2 juta rumah.

Pemerintah Sharif bulan lalu menyampaikan perkiraan kerugian sekitar $30 miliar tetapi memperingatkan bahwa angka sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi. Sebuah laporan akhir tentang kerusakan saat ini masih disusun dengan bantuan lembaga-lembaga bantuan internasional dan badan-badan pemberi pinjaman, termasuk Bank Dunia.

PBB telah merevisi permohonan bantuannya untuk Pakistan lima kali lipat, menjadi $816 juta, dari sebelumnya yang hanya $160 juta, dengan mengatakan penilaian baru-baru ini tentang kerusakan yang disebabkan oleh banjir menunjukkan kebutuhan mendesak akan bantuan jangka panjang.

Sebuah pernyataan pemerintah setelah pertemuan hari Rabu antara perdana menteri dan Dewan Perubahan Iklim Pakistan yang baru dibentuk mengutip pernyataan yang sering diulang oleh Sharif bahwa meskipun menyumbang kurang dari 1% dalam emisi karbon global, Pakistan termasuk di antara 10 negara yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim.

Sharif juga mengatakan bahwa ia berharap konferensi iklim PBB di Mesir bulan depan, di mana perdana menteri Pakistan baru-baru ini dinominasikan sebagai wakil ketua akan memberi Pakistan kesempatan untuk mengemukakan sikapnya tentang kerentanan negara-negara berkembang sehubungan dengan dampak perubahan iklim. [ab/uh]

Sumber: www.voaindonesia.com