News  

Banyak Mal di AS Alihkan Sebagian Fungsi untuk Pikat Pengunjung

Banyak pusat perbelanjaan atau shopping mall di Amerika Serikat tutup atau terancam tutup. Banyak pengusaha akhirnya mengalihkan sebagian fungsi mereka untuk berbagai fasilitas, mulai dari taman bermain, gedung olahraga hingga apartemen. Sebuah mal di Tempe, Arizona, mengubahnya menjadi fasilitas olahraga khusus pickleball.

Pickleball semakin populer di AS. Itulah alasan mengapa akhirnya penggagas Liga Utama Pickelball di Amerika, Steve Kuhns, menggandeng Arizona Mills, mengubah sebagian besar arena pusat perbelanjaan itu menjadi PickleMall — istilah yang merujuk pada fasilitas megah indoor jenis olahraga itu.

“Saya kira pusat perbelanjaan pada umumnya harus menemukan cara untuk membawa lebih banyak orang datang ke sana, termasuk dengan menawarkan sesuatu yang tidak bisa diperoleh melalui belanja online. Anda kan tidak dapat main pickelball di Amazon. Anda tidak dapat bersenang-senang sewaktu memesan barang di Amazon di dalam rumah Anda,” jelasnya.

Pernyataan Kuhns ini merujuk pada platform e-commerce paling populer di Amerika, yang diduga menjadi penyebab banyak orang enggan pergi ke mal. Fasilitas pickelball di Arizona Mills diharapkan bisa mengundang lebih banyak orang datang ke mall tersebut.

“Begitu mereka di sini, mereka akan mendatangi toko-toko. Mereka akan pergi mencari makanan. Mereka, misalnya, akan pergi ke toko Nike membeli beberapa pakaian untuk bermain pickelball. Ya, saya pikir kami benar-benar akan menjadi mitra yang hebat,” imbuhnya.

Seseorang bermain Pickleball saat pembukaan “Picklemall”, fasilitas olahraga dalam ruangan di dalam mal Arizona Mills, di Tempe, Arizona, AS, 3 Agustus 2023. REUTERS/Liliana Salgado

West Shaw, CEO PickleMall setuju, mengingat perkembang pesat olahraga ini. “Ya, pertumbuhan olahraga ini sungguh sulit dipercaya. Saat ini kami melihat pertumbuhannya sebesar 153 persen dari tahun ke tahun. Benar-benar tidak ada olahraga lain seperti itu di dunia yang berkembang begitu pesat dan dengan penggemar yang begitu antusias.”

Tidak hanya Arizona Mills yang mengalihkan sebagian fungsinya. Mal-mal di banyak kota besar lain melakukan hal yang sama. Pentagon City Mall di Arlington, Virginia, contohnya, mengubah sebagian area perbelanjaannya menjadi apartemen.

Mal yang tutup adalah pemandangan yang biasa bagi banyak orang Amerika. Survei CSA (Chain Store Age) menunjukkan, 68% orang Amerika tinggal di lokasi yang berjarak waktu satu jam dari mal tutup, dan 2 dari 5 tinggal di dekat dua atau lebih mal yang tutup.

Sebuah mal dianggap “mati” bila pusat perbelanjaan itu memiliki tingkat kekosongan yang tinggi, tingkat lalu lintas konsumen yang rendah, atau ditinggalkan sama sekali.

Alasan utama mal tutup, menurut orang-orang Amerika, adalah maraknya belanja online (78 persen), resesi ekonomi (46 persen), manajemen yang buruk (35 persen), pembukaan pusat perbelanjaan pesaing (31 persen), dan pandemi COVID-19 ( 25 persen). [ab/uh]

Sumber: www.voaindonesia.com