News  

Biden akan Lepas 15 Juta Barel dari Cadangan Minyak AS

Presiden Joe Biden, pada Rabu (19/10), akan mengumumkan pelepasan 15 juta barel minyak dari cadangan strategis Amerika Serikat. Langkah tersebut merupakan bagian dari respons terhadap penurunan target produksi baru-baru ini yang diumumkan oleh negara-negara anggota OPEC+.

Biden juga mengatakan penjualan minyak yang lebih banyak mungkin terjadi pada musim dingin tahun ini, ketika pemerintahannya ingin dipandang berjuang menurunkan harga gas menjelang pemilihan paruh waktu bulan depan.

Biden akan berpidato pada Rabu untuk mengumumkan pelepasan cadangan strategis, kata pejabat senior pemerintah pada Selasa (18/10) yang berbicara dengan syarat tidak disebutkan namanya dalam mengungkap rencana tersebut.

Rencana Biden itu merampungkan pelepasan 180 juta barel minyak yang disahkan Biden pada bulan Maret yang seharusnya terjadi dalam waktu enam bulan. Rencana itu telah menyebabkan cadangan strategis mencapai level terendah sejak 1984 dalam apa yang disebut pemerintah sebagai langkah penyelamat sampai produksi dalam negeri bisa ditingkatkan. Cadangan minyak AS saat ini berisi sekitar 400 juta barel minyak.

Biden juga akan membuka celah untuk pelepasan tambahan pada musim dingin tahun ini untuk menekan harga bahan bakar. Tetapi para pejabat di pemerintahannya tidak akan merinci berapa banyak yang akan dilepas oleh presiden, atau berapa banyak produksi dalam negeri akan ditingkatkan untuk mengakhiri pelepasan cadangan strategis.

Biden juga akan mengatakan bahwa pemerintah AS akan mengisi kembali cadangan strategis ketika harga minyak berada pada atau lebih rendah dari $67 hingga $72 per barel, sebuah tawaran yang menurut pejabat pemerintah akan meningkatkan produksi dalam negeri dengan menjamin tingkat permintaan dasar.

Namun presiden juga diharapkan akan mengulangi kritiknya terhadap keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan minyak – mengulangi perkiraan yang ia buat pada musim panas tahun ini yang menyatakan bahwa kritik publik akan lebih penting bagi perusahaan-perusahaan tersebut dibandingkan fokus pada upaya menghasilkan laba bagi pemegang saham.

Langkah yang diambil Biden itu menandai kelanjutan dari perubahan sikap Biden, yang sebelumnya berupaya mengalihkan AS dari bahan bakar fosil dengan mengidentifikasi sumber energi tambahan untuk memenuhi kebutuhan AS dan pasokan global sebagai akibat dari gangguan yang muncul setelah invasi Rusia ke Ukraina dan pengurangan produksi yang diumumkan oleh kartel minyak pimpinan Arab Saudi.

Potensi akan kehilangan hingga 2 juta barel per hari – atau 2 persen dari pasokan global – telah mendorong Gedung Putih mengatakan bahwa Arab Saudi berpihak pada Presiden Rusia Vladimir Putin dan bertekad akan memberikan konsekuensi atas keputusan pengurangan pasokan yang dapat menopang harga energi.

Menurut Badan Informasi Energi, pelepasan cadangan sebanyak 15 juta barel bahkan tidak akan menutupi penggunaan minyak selama satu hari di AS.

Pemerintah bisa membuat keputusan tentang pelepasan cadangan minyak mendatang sebulan dari sekarang, karena memerlukan satu setengah bulan bagi pemerintah untuk memberi tahu para calon pembeli. [my/rs]

Sumber: www.voaindonesia.com