News  

Biden Dorong Penguatan Serikat Pekerja di Sektor Teknologi dan Ekonomi Hijau

Dengan latar belakang kendaraan-kendaraan derek dan pekerja dok kapal, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, pada Kamis (20/7), mengatakan bahwa serikat pekerja akan berperan besar dalam pembangunan masa depan energi dengan bahan bakar terbarukan.

Pernyataan Biden itu merupakan sebuah usaha untuk mendekati organisasi buruh pada saat beberapa serikat besar kini tengah mempertimbangkan aksi mogok yang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi, sebuah isu penting bagi kampanye pemilihannya pada 2024.

Sebelum berpidato, Biden mengatakan dia berdoa untuk keluarga dari dua anak yang terperangkap dalam banjir bandang pada Sabtu (15/7) malam di Pennsylvania tenggara.

“Saya hari ini bicara tentang apa yang kami lakukan untuk investasi di Amerika, investasi di Pennsylvania, investasi dalam masa depan energi bersih kita,” kata Biden dihadapan hadirin yang sebagian besar adalah pekerja kerah biru.

Sang presiden melakukan inspeksi terhadap dok kapal Philly yang menjadi tempat berlangsungnya upacara pemotongan baja untuk Acadia, sebuah kapal yang akan membantu membangun area pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai.

Biden menyebut berbagai lapangan pekerjaan serikat yang diciptakan oleh proyek tersebut, dan mempromosikan dukungannya untuk pekerja pada saat dia berusaha meraih masa jabatan kedua.

“Banyak teman saya di dalam serikat pekerja tahu, ketika saya berbicara soal iklim, saya bicara soal lapangan pekerjaan,” kata presiden. “Serikat pekerja adalah hal terbaik di dunia.”

Namun, ketegangan meningkat antara serikat dan perusahaan akibat perubahan ekonomi yang cepat di mana kini kecerdasan buatan (AI), energi bersih dan e-commerce menentukan aturan dasar dari pekerjaan. Biden berusaha meredakan kekhawatiran tersebut dan mengatakan serikat akan menjadi bagian dari rencana masa depan. Biden tentu sadar bahwa sebuah aksi mogok dapat merugikan peluangnya untuk terpilih kembali menjadi presiden pada 2024 nanti.

Serikat pekerja United Auto Workers telah memulai negosiasi soal kontrak, dan para anggotanya mengatakan mereka siap untuk melakukan aksi mogok kerja. Mereka ingin memastikan bahwa terdapat perlindungan terhadap serikat pekerja di pabrik baterai untuk kendaraan listrik yang baru. Kontrak serikat pekerja itu sendiri akan berakhir pada 14 September mendatang.

Sementara itu, serikat Teamsters mengancam akaan melakukan aksi mogok dengan mengajak 340.000 karyawan perusahaan logistik AS (UPS) jika kesepakatan antara mereka dengan perusahaan tidak tercapai pada 31 Juli. Seiring meningkatnya belanja online di kalangan warga AS, para supir UPS mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak pendingin pada kendaaraan mereka dan juga upah yang setara untuk sif di akhir pekan. Presiden Teamsters Sean O’Brien telah meminta Biden untuk tidak ikut campur dalam negosiasi yang berlangsung. [jm/ka/rs]

Sumber: www.voaindonesia.com