News  

Dibayangi Sejumlah Tantangan, China Bersedia Bekerja Sama dengan AS dalam Kesepakatan Audit

Pengawas sekuritas China, pada Kamis (11/5), mengatakan pihaknya bersedia bekerja sama dengan mitra-mitranya di Amerika Serikat untuk mempromosikan kerja sama regulasi audit, dan melindungi hak dan kepentingan investor global.

Pernyataan yang disampaikan oleh Komisi Peraturan Keamanaan China (CSRC) itu muncul sehari setelah lembaga pengawas akuntansi asal AS mengatakan pihaknya menemukan kekurangan yang tidak dapat diterima dalam audit perusahaan-perusahaan China yang terdaftar di Amerika Serikat.

Kekurangan yang ditemukan pengawas AS dalam pemeriksaan audit pertama tersebut merupakan hal yang normal, dan China akan terus bekerjasama dengan Amerika Serikat, ujar CSRC dalam sebuah pernyataan menanggapi pertanyaan kantor berita Reuters.

Para analis mengatakan kekurangan yang ditemukan oleh tim pengawas AS tidak akan menggagalkan kesepakatan audit antar kedua negara yang dibuat pada bulan September tahun lalu, tetapi akan menimbulkan tantangan dalam upaya membalikkan praktik audit dengan cepat di tengah ketegangan antara AS dan China yang terus berlanjut.

Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik Amerika Serikat (PCAOB), pada Rabu (10/5), menerbitkan temuan inspeksinya setelah mendapat akses ke catatan auditor perusahaan China untuk pertama kalinya pada tahun lalu.

Inspeksi itu dilakukan setelah perundingan selama lebih dari satu dekade dengan pihak berwenang China.

Akses yang diperoleh pasca tercapainya kesepakatan pada September lalu itu, mencegah sekitar 200 perusahaan publik yang berkantor di China termasuk di dalamnya Alibaba dan JD.com, terhindar dari kemungkinan dikeluarkan dari bursa saham Amerika Serikat.

“Kami memperhatikan bahwa regulator Amerika Serikat mengatakan kekurangan yang mereka temukan kali ini untuk pemeriksaan pertama adalah hal yang normal,” kata CSRC mengacu pada PCAOB.

Beberapa mantan analis dan regulator mengatakan para auditor perusahaan China yang berkantor di wilayah China daratan dan Hong Kong harus melakukan lebih banyak hal untuk memperbaiki temuan tersebut. [em/jm]

Sumber: www.voaindonesia.com