News  

Gedung Putih Pangkas Proyeksi Defisit AS 2023

Gedung Putih pada Jumat (28/7) merevisi perkiraan defisit anggaran Amerika Serikat (AS) pada 2023 menjadi $1,543 triliun, turun sebesar $26 miliar dari perkiraan pada Maret. Penurunan angka defisit itu sebagian besar disebabkan oleh pengurangan angka belanja secara signifikan setelah Mahkamah Agung menghapus program pengampunan pinjaman mahasiswa pada Juni yang digagas Presiden Joe Biden.

Kantor Manajemen dan Anggaran (Office of Management and Budget/OMB) mengatakan bahwa keputusan pinjaman mahasiswa akan mengurangi pengeluaran fiskal 2023 sebesar $259 miliar, sebagian mengimbangi biaya awal sebesar $430 miliar yang diambil oleh pemerintahan Biden dari anggaran fiskal 2022 guna menutupi biaya program tersebut.

Namun setelah Mahkamah Agung membatalkan program penghapusan utang mahasiswa hingga $20.000 bagi banyak peminjam, Biden mengumumkan revisi program pembayaran utang mahasiswa. Revisi itu dilakukan berdasarkan pendapatan untuk mengurangi jumlah yang dibayarkan pekerja berpenghasilan rendah sekitar $1.000 per tahun dan mengakhiri pembayaran utang mereka lebih cepat.

Seorang pejabat administrasi mengatakan perubahan ini dan perubahan lainnya akan menghasilkan biaya tambahan sebesar $74 miliar pada 2023, mengurangi penghematan keseluruhan dari keputusan pengadilan. OMB mengatakan perubahan yang sama akan menambah pengeluaran tambahan sebesar $85 miliar hingga 2033.

Kajian tengah tahunan OMB memperkirakan pengurangan bersih dalam pengeluaran 2023 sebesar $242 miliar, mencakup penghematan dari pinjaman mahasiswa, dan kompensasi pengangguran yang lebih rendah, peningkatan biaya untuk Social Security dan Medicare, serta kredit pajak energi bersih yang meningkat.

Perubahan dalam proyeksi ekonomi tak banyak berdampak pada perkiraan biaya. Penerimaan untuk 2023 hanya naik sebesar $4 miliar dibandingkan dengan perkiraan Maret. Berdasarkan data per 1 Juni, OMB mempertahankan perkiraannya untuk pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil AS 2023 sebesar 0,4 persen, sementara menurunkan perkiraan pertumbuhan 2024 menjadi 1,8 persen dari 2,1 persen.

Namun OMB memperkirakan pengangguran yang lebih rendah pada 2023 sebesar 3,8 persen dibandingkan dengan 4,3 persen pada Maret, sementara itu memperkirakan pengangguran sebesar 4,4 persen pada 2024, turun dari 4,6 persen pada Maret. [ah/ft]

Sumber: www.voaindonesia.com