News  

Lima Pemimpin Perempuan Awasi Pengeluaran Pemerintah AS

Empat perempuan yang saat ini mengepalai Komite Alokasi Anggaran di DPR dan Senat adalah Senator Partai Republik dari negara bagian Maine, Susan Collins, Senator Partai Demokrat dari negara bagian Washington Patty Murray, anggota DPR dari Partai Demokrat Rosa DeLauro yang berasal dari Connecticut, dan anggota DPR dari Partai Republik Kay Granger yang berasal dari Texas. Sementara Shalanda Young menjadi perempuan kulit hitam pertama yang menjadi Direktur Office of Management and Budget OMB di Gedung Putih.

Associated Press duduk dengan kelima pemimpin perempuan ini untuk membahas saat-saat bersejarah itu dan rencana mereka mengelola triliunan dolar pengeluaran pemerintah federal.

Keempat perempuan itu mengatakan Kongres tampak sangat berbeda ketika mereka menjadi anggotanya pada tahun 1990an. Ketika itu mayoritas anggota adalah laki-laki.

Senator Susan Collins (kiri) dan Senator Patty Murray dalam wawancara dengan Associated Press di Gedung Capitol, Washington, Kamis, 26 Januari 2023. (AP/Manuel Balce Ceneta)

Susan Collins, Senator Partai Republik dari negara bagian Maine yang kini duduk di Komite Alokasi Anggaran Senat, mengisahkan hal ini.

“Ketika pertama kali dipilih dan menjabat pada tahun 1997, laki-laki diasumsikan memiliki kualifikasi untuk menjadi seorang senator. Jika mereka terpilih, secara otomatis diasumsikan bahwa mereka memang berhak berada di sana. Sementara perempuan masih harus membuktikan diri mereka. Selalu ada hambatan ekstra untuk membuktikan bahwa kami memang layak menjadi anggota di Senat,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Kay Granger, anggota DPR dari negara bagian Texas yang mengepalai Komite Alokasi Anggaran DPR. “Saya merasa terkejut. Ketika itu hanya ada sedikit perempuan,” komentarnya.

Senator Patty Murray dari negara bagian Washington, yang mengepalai Komite Alokasi Anggaran Senat mengatakan, “Saya ingat… ketika itu laki-laki hanya bicara dengan sesama laki-laki. Saya ingat akhirnya saya berdiri di salah satu ujung meja sambil mengatakan “maafkan saya”… karena saya tidak bisa menarik perhatian mereka. Semuanya diputuskan di tengah meja ini. Saya kira ini luar biasa bahwa kami berada di tengahnya sekarang.”

Rosa DeLauro (kiri) mendengarkan penjelasan dari Kay Granger, saat wawancara dengan The Associated Press, di Gedung Capitol, Washington, Kamis, 26 Januari 2023. (AP/Manuel Balce Ceneta)

Rosa DeLauro (kiri) mendengarkan penjelasan dari Kay Granger, saat wawancara dengan The Associated Press, di Gedung Capitol, Washington, Kamis, 26 Januari 2023. (AP/Manuel Balce Ceneta)

Menurut anggota DPR Rosa DeLauro dari negara bagian Connecticut, petinggi Partai Demokrat yang duduk di Komite Alokasi Anggaran DPR, kemampuan mereka untuk mencapai posisi sekarang ini “melebihi soal gender” semata.

“Anda benar-benar melihat pada lima perempuan yang memiliki kendali di tingkat paling kuat, tuas yang menggerakkan pemerintahan. Bagaimana bisa mencapai hal ini? Bagi saya, dalam banyak hal, ini melebihi soal gender semata. Ini soal pengetahuan yang mendalam tentang prosesnya, pengalamannya, keefektifan mengetahui bagaimana menggolkan sebuah kebijakan hingga ke garis akhir. Dalam hal ini, hal-hal itu yang dominan. Kami tidak sampai di posisi ini karena kami seorang perempuan,” ujarnya.

Shalanda Young, perempuan kulit hitam pertama yang memimpin Kantor Manajemen dan Anggaran, dalam wawancara dengan Associated Press di Gedung Capitol di Washington, Kamis, 26 Januari 2023. (AP/Manuel Balce Ceneta)

Shalanda Young, perempuan kulit hitam pertama yang memimpin Kantor Manajemen dan Anggaran, dalam wawancara dengan Associated Press di Gedung Capitol di Washington, Kamis, 26 Januari 2023. (AP/Manuel Balce Ceneta)

Hal senada juga disampaikan Shalanda Young, mantan staf direktur Komite Alokasi Anggaran DPR yang kini menjadi Direktur Office of Management and Budget OMB di Gedung Putih. Ia mengatakan kemampuannya berkomunikasi secara efektif dan membangun hubungan dengan sesama pemimpin perempuan di Kongres telah membantu keberhasilannya menduduki posisi puncak itu.

“Saya kira nilai ini yang dibawa perempuan ke dalam pekerjaannya. Dalam hal ini tidak ada kompetisi. Ada keinginan tulus untuk mewujudkan (target) tanpa mengorbankan nilai-nilai. Orang tidak perlu melakukan hal itu. Jika diperlukan, kita bisa tidak sepakat pada suatu hal, tetapi hubungan kolaboratif ini akan terus berlanjut. Kita tidak bisa begitu saja menelpon seseorang pada menit-menit terakhir saat membutuhkannya. Kita harus menjaga dialog terbuka,” jelasnya.

Patty Murray kembali mengingatkan bahwa warga Amerika tidak peduli siapa yang menjalankan tugas mengelola anggaran pemerintah federal ini: laki-laki atau perempuan.

“Hal yang paling tidak diinginkan adalah terjadinya kekacauan. Warga (hanya) tidak ingin merasa khawatir ketika sebagian operasi pemerintah dihentikan, atau ekonomi anjlok, atau apakah mereka akan bergantung pada sesuatu dalam hal pendidikan, kehidupan sehari-hari dan lain-lain. Mereka hanya ingin kita melakukan pekerjaan (dengan sebaik-baiknya),” kata Patty Murray. [em/lt]

Sumber: www.voaindonesia.com