News  

Nilai Dinar Anjlok, PM Irak Ganti Gubernur Bank Sentral

Perdana menteri Irak, Senin (23/1), mengganti gubernur Bank Sentral negara itu menyusul kejatuhan nilai tukar dinar selama berminggu-minggu, kata kantor berita pemerintah Irak, INA.

Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani mengambil langkah tersebut setelah gubernur bank itu, Mustafa Ghaleb Mukheef, mengatakan kepadanya bahwa ia tidak lagi ingin menjabat.

Mukheef, yang menjabat sejak 2020, digantikan oleh Muhsen al-Allaq, seorang mantan gubernur bank sentral, kata INA.

Dinar mencapai posisi terendah baru pada hari Jumat, mencapai sekitar 1.670 terhadap dolar. Mata uang itu telah kehilangan hampir tujuh persen dari nilainya sejak pertengahan November. Nilai tukar resminya berada pada posisi 1.470 terhadap dolar.

Seorang pria menukar dolar AS di tempat penukaran uang jalanan di pasar utama Shurja, Baghdad tengah, Irak, Sabtu, 14 Januari 2023. (AP/Hadi Mizban)

Penurunan dalam dua bulan terakhir telah memengaruhi pasar-pasar di Irak yang kaya minyak tetapi didera korupsi. Daya beli mereka terpukul akibat penurunan nilai dinar.

Beberapa politisi yang didukung Iran di Irak menyalahkan penurunan tersebut pada langkah-langkah yang baru-baru ini diambil oleh Departemen Keuangan AS. Amerika Serikat telah memberikan sanksi kepada beberapa bank Irak yang berurusan terutama dengan Iran, yang berada di bawah sanksi Amerika, di tengah kekhawatiran bahwa dolar dikirim dari Irak ke Iran.

Akhir tahun lalu, Bank Sentral AS (Federal Reserve) mulai mengambil langkah-langkah transaksi untuk memperlambat aliran dolar ke Irak.

Penurunan terjadi pada saat cadangan mata uang asing Irak mencapai rekor tertinggi, yakni sekitar $100 miliar. [ab/uh]

Sumber: www.voaindonesia.com