News  

Para Pemimpin Uni Eropa Berusaha Sepakati Batas Harga Gas

Para pemimpin Uni Eropa berkumpul di Kastil Praha, Jumat (7/10) pagi, dalam usaha menyelesaikan perselisihan signifikan terkait batas harga gas alam sementara musim dingin mendekat dan perang Rusia di Ukraina memicu krisis energi besar.

Batas harga adalah satu dari beberapa langkah yang sedang dipersiapkan blok 27 negara itu untuk mengatasi krisis energi di Eropa. Krisis itu telah menaikan harga bagi konsumen dan bisnis, dan dapat menyebabkan pemadaman bergilir, penutupan pabrik, dan resesi mendalam selama musim dingin.

Sementara negara-negara Eropa meningkatkan dukungan mereka untuk Ukraina dalam bentuk senjata, uang dan bantuan, Rusia mengurangi atau menghentikan aliran gas alam ke 13 negara anggota Uni Eropa. Tindakan itu menyebabkan lonjakan harga gas dan listrik mengingat permintaan biasanya memuncak selama bulan-bulan yang dingin.

Yang menghalangi kesepakatan adalah fakta sederhana bahwa setiap negara anggota bergantung pada sumber energi dan pemasok yang berbeda, dan mereka lebih mengutamakan kepentingan masing-masing.

Perdana Menteri Latvia Krisjanis Karins mengungkapkan tantangan yang dihadapi Uni Eropa sewaktu mempertimbangkan kemungkinan adanya plafon harga gas. “Pembatasan harga gas, jika itu bisa dicapai, merupakan sesuatu yang luar biasa dengan catatan bahwa kita tidak dapat membahayakan keamanan pasokan,” kata Karins.

Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengatakan ia berharap “rintangan terakhir” untuk pembatasan harga akan bisa diatasi pada pertemuan itu, tetapi juga bahwa jalur tindakan bersama harus disepakati untuk mengirim dua pesan penting.

Fasilitas pipa gas Nord Stream 1 terlihat di Lubmin, Jerman, 8 Maret 2022. (Foto: REUTERS/Hannibal Hanschke)

“Pertama, ke pasar energi, untuk memperjelas bahwa kita tidak lagi menerima harga ini, kita tidak akan terus membayar manipulasi pasar ini. Kedua, sinyal penting bagi rakyat kita, kepada perusahaan-perusahaan kita, bahwa kita akan mengatasi masalah ini sampai ke akar-akarnya,” katanya.

Sekelompok 15 negara anggota telah mendesak cabang eksekutif Uni Eropa, Komisi Eropa, untuk mengusulkan pembatasan harga gas sesegera mungkin, tetapi gagasan tersebut belum mendapatkan dukungan dengan suara bulat, dengan Jerman terutama memblokirnya.

Untuk saat ini, komisi itu mengatakan, kapasitas penyimpanan gas Eropa tetap dipertahankan pada angka 90%, bahkan ketika pasokan gas Rusia ke Uni Eropa menurun 37% antara Januari dan Agustus, dengan AS dan Norwegia turun tangan untuk menyediakan gas alam cair. Tapi persediaan pengganti itu tidak murah.

“Oleh karena itu saya merekomendasikan untuk meningkatkan negosiasi dengan para pemasok terpercaya kita untuk mengurangi harga gas impor dari semua jenis,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam sebuah surat kepada para pemimpin negara menjelang KTT yang diselenggarakan pada Jumat di Ibu Kota Ceko itu.

Von der Leyen juga merekomendasikan agar negara-negara bekerja sama untuk “mengembangkan intervensi untuk membatasi harga di pasar gas alam,” di mana harga telah berfluktuasi liar karena kegelisahan akan perang dan kemungkinan tanggapan nasional yang tidak terkoordinasi terhadap masalah tersebut.

Karena harga gas yang tinggi menaikkan harga listrik, kata von der Leyen, Uni Eropa juga harus bekerja untuk membatasi sementara harga gas yang digunakan untuk menghasilkan listrik. Ia juga meminta Uni Eropa untuk meningkatkan kemandirian energi dengan berinvestasi dalam infrastruktur dan menerapkan langkah-langkah efisiensi. Pipa, pembangkit listrik dan kabel transmisi juga harus lebih terlindungi, katanya. [ab/ka]

Sumber: www.voaindonesia.com