News  

Pembatasan Harga Minyak Rusia ‘Berbahaya’, Tak akan Berangus Permintaan

Rusia mengatakan pada Sabtu (3/12) bahwa pihaknya akan terus aktif dalam mencari pembeli minyak mentahnya. Moskow menyebut tindakan pemerintah Barat untuk menerapkan batasan harga pada ekspor minyaknya sebagai upaya “berbahaya.”

Koalisi negara-negara Barat yang dipimpin oleh kelompok negara-negara G7 sepakat pada Jumat (2/12) untuk membatasi harga minyak lintas laut Rusia di angka $60 per barel. Mereka ingin membatasi pendapatan Moskow, dan mengekang kemampuannya untuk membiayai invasi ke Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan pejabat tinggi Kremlin telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan memasok minyak ke negara-negara yang menerapkan pembatasan harga.

Dalam komentar yang dipublikasikan di Telegram, Kedutaan Rusia di Amerika Serikat mengkritik apa yang dikatakannya sebagai “pembentukan kembali” prinsip pasar bebas dan menegaskan kembali bahwa minyaknya akan terus diminati meskipun ada langkah-langkah pembatasan tersebut.

“Langkah-langkah seperti ini pasti akan menghasilkan peningkatan ketidakpastian dan membebankan biaya yang lebih tinggi untuk konsumen bahan baku,” katanya.

“Terlepas dari godaan dari instrumen yang berbahaya dan tidak sah (itu), kami yakin minyak Rusia akan terus diminati.”

Batas harga G7 akan memungkinkan negara-negara non-Uni Eropa untuk terus mengimpor minyak mentah Rusia melalui laut. Namun, kebijakan itu akan melarang perusahaan pengiriman, dan asuransi, untuk menangani kargo minyak mentah Rusia di seluruh dunia, kecuali jika minyak tersebut dijual dengan harga kurang dari patokan yang telah disepakati. [ah]

Sumber: www.voaindonesia.com