News  

Pemerintah Akan Segera Luncurkan Kendaraan Listrik Bersubsidi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah masih sedang dalam tahap finalisasi harga kendaraan listrik. Menurutnya, pemerintah nantinya akan memberikan subsidi sehingga , harga kendaraan listrik di Indonesia relatif lebih rendah. Luhut mencontohkan semisal harga sepeda motor listrik di Thailand sekitar Rp7 juta, maka di Indonesia dengan harga bersubsidi sekitar Rp6juta-Rp6,5 juta.

“Mobil berapa juta kita mau kasih (subsidi)? Kenapa, dia tidak akan beli bensin lagi. Jadi kita hitung-hitung tetap akan lebih untung menggunakan sepeda listrik daripada sepeda motor dan mobil dengan bahan bakar fosil,” ujar Luhut dalam kegiatan bertema “Welcoming Stronger Investment Post-Pandemic” Selasa (29/11/2022).

Luhut menambahkan kendaraan listrik tersebut akan segera diluncurkan pemerintah, meskipun belum dipastikan waktunya. Menurut Luhut, kendaraan listrik ini baik bagi lingkungan dan masyarakat karena tidak mengeluarkan asap.

Selain itu, Luhut menyebutkan produsen baterai mobil listrik CATL juga telah berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia dan membangun ekosistem baterai mobil listrik di Indonesia.

“Jadi dia (CATL) mau membangun ekosistem. Sekarang itu kita tidak bicara bangun pabrik, tapi bangun ekosistem dari satu baterai lithium dan green energy,” tambah Luhut.

Luhut juga menuturkan pertimbangan investor masuk ke Indonesia karena pasar di Indonesia terus menguat secara berkelanjutan atau bullish.

Kendaraan Listrik Tidak Serta Merta Baik Bagi Lingkungan

Aktivis lingkungan dari TrenAsia, Beyrra Triasdian, menilai rencana perubahan gaya hidup dari kendaraan berbahan bakar fosil menjadi listrik tidak serta merta menciptakan lingkungan bersih. Ia beralasan produksi listrik di Indonesia masih didominasi bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan.

Karena itu, ia menilai tidak tepat jika pemerintah memberikan subsidi harga kendaraan listrik. Sebab, semakin banyak kendaraan listrik yang digunakan, semakin tinggi pembakaran batubara di sistem pembangkit.

“Subsidi mobil dan motor listrik terdengar seperti mengamini masyarakat untuk berkendara secara pribadi dan menghasilkan karbon secara mandiri dengan melabelkan dirinya ‘mendukung energi bersih’,” kata Beyrra kepada VOA, Rabu (30/11/2022).

Beyrra juga menyoroti industri pendukung seperti baterai dan tambang mineral bahan baku kendaraan listrik yang masih memiliki isu-isu lingkungan dan konflik di masyarakat. Karena itu, kata dia, penting bagi pemerintah untuk memberlakukan standar yang ketat agar industri pendukung tidak merusak lingkungan dan adil bagi warga sekitar. Selain itu, pemerintah perlu memulihkan lingkungan untuk kerusakan-kerusakan yang sudah terjadi di lokasi smelter dan ekstraksi mineral tersebut.

“Pemerintah sudah semestinya mendukung kepentingan rakyatnya dengan mengedepankan kendaraan listrik untuk kepentingan umum dan mendorong budaya berkendaraan rendah karbon.” [sm/ab]

Sumber: www.voaindonesia.com